Grounding merupakan sebuah alat yang dipakai sebagai jalan bagi petir menuju ke permukaan bumi (earthing / ground), dengan alat ini, diharapkan petir tidak merusak benda-benda yang dilewatinya.
Ada 3 bagian utama pada alat : Grounding konvensional atau Grounding Radius, kabel konduktor & tempat pembumian (earthing / grounding).
Grounding Konvensional :
Konvensional adalah batang tembaga konvensional yang ujungnya runcing. Batang konvensional ini dibuat runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang runcing konvensional itu. Sehingga dapat memperlancar proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. Batang runcing konvensional ini dipasang pada bagian puncak suatu bangunan / gedung.
Grounding Radius :
Grounding Radius adalah sebuah terminal unit yang bisa menyebarkan elektrostatis dan radius ini sangat tergantung pada posisi penempatannya dari atas bangunan, semakin tinggi letak posisi terminal radius maka akan menghasilkan jarak perlindungan yang semakin besar. Selain itu intensitas petir (curah petir tahunan) di sebuah wilayah juga dapat mempengaruhi radius proteksi terminal unit radius tersebut. Bila sebuah wilayah memiliki intensitas sambaran petir yang sangat tinggi misalnya di daerah pegunungan atau daerah berbukit maka standart kinerja radius atau proteksi terminal unit harus di nilai 85% dari kinerja optimal, karena perlu waktu singkat (jeda pendek) untuk mengisi ulang kapasitor.
Kabel Konduktor / Kabel BC :
Kabel konduktor / kabel bc terbuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor sekitar 1 cm hingga 2 cm . Kabel konduktor / kabel bc berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari batang bermuatan listrik ke tanah atau bumi. Kabel konduktor / kabel bc tersebut dipasang pada dinding di bagian luar bangunan sebagai alat proteksi
Tempat Pembumian (earthing / grounding) :
Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan semua muatan listrik dari kabel konduktor (kabel bc) ke batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang pembumian sebaiknya terbuat dari bahan tembaga murni, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 – 3 m .
Cara Kerja Grounding :
Pada saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif di tanah (bumi) akan segera tertarik keatas. Muatan listrik itu kemudian segera merambat naik melalui kabel konduktor, menuju ke ujung batang konvensional atau batang radius. Pada saat muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah melalui kabel konduktor / kabel bc, melalui kabel konduktor / kabel bc, sehingga sambaran petir tidak mengenai bangunan / gedung. Tetapi sambaran petir dapat merambat ke dalam bangunan melalui kawat jaringan listrik dan bahayanya dapat merusak alat-alat elektronik di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat internal yang disebut penstabil arus listrik (surge arrestor).
Apa Itu Petir :
Petir merupakan peristiwa alam berupa pelepasan energi sesaat (energy storage) berupa rangkaian aliran listrik yang sangat besar yang akan di lepaskan oleh alam semesta dengan tujuan ke bumi yang bersifat netral. Untuk mencegah bahaya kerusakan dan kehancuran yang disebabkan oleh besarnya tenaga rangkaian listrik yang dilepaskan oleh alam tersebut, maka diperlukan alat, baik konvensional maupun radius sebagai solusi agar terhindar dari ancaman bahaya & keruskan yang di sebabkan oleh sambaran petir.